Bikin Pelanggan Setia, Tapi Kok Profit Nggak Naik-Naik?
Kamu sudah ngeluarin budget buat bikin program loyalitas—poin, diskon eksklusif, atau hadiah spesial—tapi masih ngeraguin: “Apakah ini benar-benar menghasilkan cuan atau cuma jadi beban?”
Jangan khawatir! Di artikel ini, kita bakal bahas cara mengukur Return on Investment (ROI) dari loyalty program kamu. Siap-siap catat, ya!
Apa Itu ROI dalam Loyalty Program?
ROI adalah rasio yang nunjukin seberapa “worth it” investasi kamu. Untuk loyalty program, rumus sederhananya:
ROI = (Manfaat Program – Biaya Program) / Biaya Program × 100%
Kalau hasilnya positif, artinya programmu untung. Kalau minus? Hmm, mungkin ada yang perlu diubah.
5 Langkah Mudah Ukur ROI Loyalty Program
1. Tentukan Tujuan Jelas
Apa targetmu? Misalnya:
Meningkatkan repeat purchase (pembelian berulang).
Naikin retention rate (pelanggan nggak kabur ke kompetitor).
Tingkatkan average spending per transaksi.
Contoh: Kafe “Cafe Jhons” punya tujuan naikin repeat purchase 20% dalam 3 bulan.
2. Hitung Semua Biaya Program
Jangan sampai ada yang kelewat:
Biaya pengembangan program (software, kartu membership).
Biaya hadiah/reward (diskon, merchandise, cashback).
Biaya promosi (iklan, email marketing).
Misal: Total biaya loyalty program Cafe Jhons = Rp15 juta/bulan.
3. Analisis Data Pelanggan
Cek apakah programmu bikin pelanggan:
Lebih sering beli (redemption rate).
Lebih banyak keluar duit (CLV/Customer Lifetime Value).
Nggak pindah ke brand lain (retention rate).
Data nyata:
Pelanggan aktif di program loyalitas belanja 2x lebih sering.
CLV naik 35% setelah ikut program.
4. Hitung Manfaat Finansial
Bandingkan hasil data dengan biaya:
Contoh: Cafe Jhons dapet tambahan omset Rp25 juta/bulan berkat program loyalitas.
5. Hitung ROI-nya!
Pakai rumus tadi:
ROI = (Rp25 juta – Rp15 juta) / Rp15 juta × 100% = 66,6%
Artinya, tiap Rp1 juta yang dikeluarin, baliknya Rp1,6 juta. Not bad!
Studi Kasus: Loyalty Program Bikin Omzet Melejit?
Sebuah brand fashion lokal di Bandung bikin program poin yang bisa ditukar voucher. Hasilnya dalam 6 bulan:
+200 member aktif.
Repeat order naik 40%.
ROI 85% (dari biaya Rp10 juta, dapet untung Rp18,5 juta).
Kuncinya? Reward yang relevan (diskon buat produk trending) dan komunikasi yang personal lewat email.
Kendala Umum & Solusinya
“Data pelanggan nggak lengkap” → Pakai tools otomatis seperti Dokars buat lacak perilaku belanja.
“Tujuan program nggak jelas” → Fokus ke 1-2 target dulu, misal naikin frekuensi belanja.
“Reward nggak diminati” → Survey pelanggan! Tanya hadiah apa yang mereka mau.
Udah Ukur ROI, Terus Gimana?
Kalau ROI-mu masih rendah, jangan buru-buru hapus programnya. Coba:
Rebranding reward.
Tingkatkan personalisasi.
Manfaatin data buat target promo lebih akurat.
🔥 Coba Aplikasi Dokars, Biar Ngukur ROI Gampang!
Ngitung ROI loyalty program pake spreadsheet? Wah, ribet banget!
Dokars bisa bantu kamu:
✅ Lacak redemption rate & CLV secara real-time.
✅ Hitung biaya vs manfaat otomatis.
✅ Kasih rekomendasi reward berdasarkan data pelanggan.
Jadi, nggak perlu pusing mikirin angka—fokus aja bikin pelanggan makin loyal!
Yuk, coba sekarang → dokars.com
Jangan sampai kompetitor duluan yang pake!
Intinya: ROI loyalty program nggak cuma soal uang, tapi juga seberapa kuat hubunganmu sama pelanggan. Kalau diukur dengan bener, investasi kecil bisa jadi cuan jangka panjang. So, jangan lupa pakai data, evaluasi terus, dan adaptasi! 😉